Sabtu, 23 Februari 2013

Tsunami Politik Jilid II Akhirnya Datang Juga

Sungguh naas di Jumat malam yang naas. Anas Urbaningrum sang Ketua Umum Partai Demokrat (PD). Akhirnya akan berhenti celotehan dan jenjang karirnya. Untuk tetap bertahan di tubuh partai berlambang Mercy itu. KPK sudah mengumumkan melalui gelar  perkara jumat malam (22/2) dan menyatakan Anas Urbaningrum. Resmi  sebagai tersangka dalam kasus penerimaan suap Mega Proyek Hambalang. Anas disangka melanggar Pasal 12 huruf (a ) atau b UU Nomor 31 Tahun 1999 yang telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi. Artinya berdasarkan konstitusi partai (AD/ART PD) sudah merupakan “keniscayaan”. Mau tidak mau pasti Anas akan di depak dari kursi orang nomor satu. Dari partai pemenang pemilu tahun 2009 tersebut.

Tsunami Jilid II
Inilah Tsunami  jilid II yang tidak berhenti pada satu partai saja. Setelah PKS dihantam badai Tsunami impor dagang sapi. Melalui Presiedennya, Luthfi Hasan Ishaaq LHI). Kini tsunami datang kembali menggulung Partai segitiga biru itu. Partai yang  dikenal sebagi partai, membenci perbuatan dan laku korupsi di tanah air. Melalui slogannya “katakan tidak pada korupsi”. Namun dari kadernya yang banyak terseret dalam perbuatan rasuah. Membuktikan sudah berulang kali mengingkari “sumpah” partainya.

Gelar perkara yang dilakukan oleh KPK  melalui Juru bicara, Johan budi. Anas dijadikan sebagai tersangka. Akan menjadi ancaman PD semakin meradang. Topan badai hasil Survey Saiful Mujani Research And Consulthing belum juga redah. Kini datang lagi tsunami politik jilid II, yang akan semakin mengguncang elektabilitasnya. Menanti kompetisi pemilu 2014.

Dua partai dengan ideologi yang berbeda, antara PKS dan PD. Namun setelah dilanda tsunami korupsi terhadap dua partai tersebut. Rasanya sekarang bukan lagi waktunya untuk memilih partai karena jargon ideologi yang dikemasnya. Oleh karena partai politik sekuler, nasionalis, agamis, islam, sama-sama terindikasi menggarong uang negara. Untuk kepentingan pundi-pundi partainya.

Sungguh ironis negeri ini, dua petinggi dengan latar belakang organisasi keagamaan. Kandas dan mentok karir politiknya. Gara-gara mengikuti syahwat kuasa duaniawi semata. Anas yang dikenal sebagai mantan Ketua Umum HMI. LHI tidak perlu lagi dibahas, PKS tidak pernah mengusung kader yang tidak religius pastinya. Tapi lagi-lagi semua sama saja sifatnya, mencederai hati, jutaan, tangisan dan derita rakyat Indonesia. Tanpa malu-malu, tanpa takut berdosa mengambil harta bukan bagian dari haknya. Sungguh memilukan perbuatan mereka.

Sumber Gambar: detiknews.com
Kalau sudah begini, masihkah ada harapan bagi rakyat indonesia sebagai ladang cerup pasar demokrasi, untuk menentukan, siapa kelak yang akan dipilih dalam memenuhi aspirasinya di pemilu 2014 nanti. Saya kira kembali kepada semua partai-partai. Yang kemarin telah dinyatakan lolos oleh KPU. Sebagai peserta pemilu 2014. Kalau toh rakyat ini masih menyimpan sejuta asa dari beberapa calon politisi yang akan menahkodai negara ini. Karena jangan sampai negara ini akan semakin karam juga. Selayaknya banyak partai yang karam karena tsunami korupsi yang begitu dahsyat menghantam para petingginya.

Dua Petinggi
Bukanlah hal yang mengagetkan jika Anas dan LHI, juga akan meningglakan luka yang sama. Bagi partai yang pernah membesarkannya. Kedua-duanya memiliki kedudukan dan jabatan, sebagai orang nomr satu dipartainya.

LHI sebagi Presiden PKS tersandung suap daging impor diprediksi akan menimbulkan demoralisasi besar-besaran terhadap partai dakwahnya. Di saat yang samapun Anas Urbaningrum adalah ketua umum diguncang wibawahnya. Harus mengundurkan diri. Bukan lagi karena elektabilitas PD merengsek turun. Tapi karena dirinya sudah ditetapkan sebagi tersangka. Dalam kasus penyuapan Mega Proyek Hambalang.

Jika banyak pengamat politk meramalkan kalau LHI yang tersangka kemarin. Sangat berbahaya bagi PKS. Karena posisinya sebagai pimpnan partai. Gejala ini pula yang akan memantik dan menghantam jantung kredibilitas PD. Hingga berada dalam titik nadir, tubir jurang kehancuran. Ketika Sang ketua umum yang sudah dijadikan tersangka oleh KPK. Apalagi Anas sedari awal selalu tampil di media, seolah-olah tidak pernah menyentuh “uang haram” Mega Proyek Hambalang.

Bahkan pernyataan Anas beberapa bulan yang lalu “gantung dimonas” jika sekiranya satu rupiahpun dikorupsi. Kini ditagih janjinya oleh publik, agar beliau benar-benar digantung di Monas. Walaupun mustahil hal itu terjadi. Sebab negara kita tidak mengenal sanksi pidana hukum mati dengan cara menggantung terpidana.

Kita bisa fair menilai kalau mau menentukan, dari kedua partai yang dilanda tsunami korupsi itu. Partai yang mana mengingkari janjinya untuk tidak korupsi. Mengingat kedua partai tersebut selling point-nya adalah “memberantas korupsi”. Pasti jika hendak dikalkulasi, kader partai yang paling banyak diseret dalam pusaran korupsi. Adalah Partai Demokrat. Di sana ada Nazaruddin, Angelina Sondakh, Andi Mallarangeng, lalu kini menyusul Anas Urbaningrum. Menjadi korban pesakitan selanjutnya sebagai kader partai yang korup.

Kalau publik memberi penilaian, tanpa alasan macam-macam. Dari fakta-fakta tersebut. Hal yang wajar jika PD setelah dihantam tsunami korupsi jilid II. Menghukum PD dengan berpindah ke lain hati nantinya. Apalagi basis elektoral PD juga sangat ditentukan oleh pemilih swing voters. Boleh jadi pemilih yang pernah bersimpati ke PD akan berimigrasi besar-besaran ke partai lain. Entah partai yang menjadi pemain baru saat ini. Atau memilih Golput, setelah dirinya merasa dihianati.

Namun bagaimanapun, PD sebagai partai pemenang pemilu 2009. Tsunami politik jilid II adalah titik tolak bagi PD untuk segera berbenah secepatnya. Hal itu sudah pasti disediakan oleh para petinggi majelis partai, dewan pembina, dan para pimpinan DPD dan DPC PD. Untuk segera menguatkan barisan, mengembalikan kepercayaan dan dedikasi PD sebagai parai bersih.

Fenomena kemarin ketika banyak sekali kader yang terseret dalam pusaran korupsi. Jangan lagi diulangi dosa demikian. Saatnya  PD berbenah diri dengan merekrut kader dan mengusung bakal calon legislatif yang berintegritas, bermoral, memiliki rekam jejak bagus, semangat anti korupsi dan akseptabiltas yang baik. Menuju pemilu 2014.

Oleh:  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar